Wednesday, April 24, 2013

Laporan Praktikum Biologi Reseptor Kulit Kelas XI IPA


RESEPTOR KULIT


I.         TUJUAN
1.      Mengetahui macam-macam reseptor pada kulit manusia
2.      Mmengetahui jumlah reseptor pada kulit manusia dalam satuan luas tertentu
3.      Membanding jumlah reseptor antar manusia

II.      DASAR TEORI
Kulit merupakan indra peraba yang mempunyai reseptor khusus untuk sentuhan, panas, dingin, sakit, dan tekanan.  Susunan Kulit: Kulit terdiri dari lapisan luar yang disebut epidermis dan lapisan dalam atau lapisan dermis. Pada epidermis tidak terdapat pembuluh darah dan sel saraf. Epidermis tersusun atas empat lapis sel. Dari bagian dalam ke bagian luar, pertama adalah stratum germinativum berfungsi membentuk lapisan di sebelah atasnya. Kedua, yaitu di sebelah luar lapisan germinativum terdapat stratum granulosum yang berisi sedikit keratin yang menyebabkan kulit menjadi keras dan kering. Selain itu sel-sel dari lapisan granulosum umumnya menghasilkan pigmen hitam (melanin). Kandungan melanin menentukan derajat warna kulit, kehitaman, atau kecoklatan. Lapisan ketiga merupakan lapisan yang transparan disebut stratum lusidum dan lapisan keempat (lapisan terluar) adalah lapisan tanduk disebut stratum korneum.
Penyusun utama dari bagian dermis adalah jaringan penyokong yang terdiri dari serat yang berwarna putih dan serat yang berwarna kuning. Serat kuning bersifat elastis/lentur, sehingga kulit dapat mengembang.
Stratum germinativum mengadakan pertumbuhan ke daerah dermis membentuk kelenjar keringat dan akar rambut. Akar rambut berhubungan dengan pembuluh darah yang membawakan makanan dan oksigen, selain itu juga berhubungan dengan serabut saraf. Pada setiap pangkal akar rambut melekat otot penggerak rambut. Pada waktu dingin atau merasa takut, otot rambut mengerut dan rambut menjadi tegak. Di sebelah dalam dermis terdapat timbunan lemak yang berfungsi sebagai bantalan untuk melindungi bagian dalam tubuh dari kerusakan mekanik.
Fungsi Kulit: Kulit berfungsi sebagai alat pelindung bagian dalam, misalnya otot dan tulang; sebagai alat peraba dengan dilengkapi bermacam reseptor yang peka terhadap berbagai rangsangan; sebagai alat ekskresi; serta pengatur suhu tubuh. Sehubungan dengan fungsinya sebagai alat peraba, kulit dilengkapi dengan reseptor-reseptor khusus. Reseptor untuk rasa sakit ujungnya menjorok masuk ke daerahepidermis. Reseptor untuk tekanan, ujungnya berada di dermis yang jauh dari epidermis. Reseptor untuk rangsang sentuhan dan panas, ujung reseptornya terletak di dekat epidermis.
Indra peraba merupakan indera yang sederhana, umumnya tersebar pada kulit mamalia dan sedikit sekali pada vertebrata rendah. Kepekaan peraba pada manusia sangat besar, terutama di ujung jari dan bibir.
I.          ALAT DAN BAHAN


1.      Jarum dg isolator gabus
2.      Spidol
3.      Penggaris
4.      Air panas
5.      Air dingin
6.      Jarum pentul
7.      Ijuk
8.      Gelas Kimia
9.      Tissue
10.  Kertas koran



II.      CARA KERJA
A.     Reseptor panas oleh ujung saraf Ruffini
1.       Ambil 4 jarum dengan isolator gabus masukkan kedalam gelas kimia berisi air panas selama 10 menit.
2.      Buta bidang pada punggung tangan dengan luas 4 cm2 dengan spidol dan buatlah titik  pada punggung tangan  sebanyak 25 titik dengan spidol.
3.      Ambil jarum dari air panas lap sampai kering dengan tissue, kemudian tempelkan  secaracepat pada punggung tangan  tepat pada titik spidol sebanyak 25 kali  hitung dan tandai tempat yang peka terhadap panas, catat dalam tabel pengamatan
4.      Lakukan kegiatan 1 sampai 3 pada bagian telapak tangan.

B.     Reseptor dingin oleh ujung saraf Krausse
1.      Ambil 4 jarum dengan isolator gabus masukkan kedalam gelas kimia berisi air es selama 10 menit
2.      Buta bidang pada punggung tangan dengan luas 4 cm2 dengan spidol dan buatlah titik pada punggung tangan  sebanyak 25 titik dengan spidol.
3.      Ambil jarum dari air es lap sampai kering dengan tissue, kemudian tempelkan
4.      secaracepat pada punggung tangan  tepat pada titik spidol sebanyak 25 kali  hitung dan tandai tempat yang peka terhadap dingin , catat dalam tabel pengamatan
5.      Lakukan kegiatan 1 sampai 3 pada bagian telapak tangan .

C.     Reseptor Nyeri / sakit pada ujung sarar tanpa selaput
1.      Ambil 4 jarum dengan isolator gabus masukkan kedalam gelas kimia berisi alkohol selama 10 menit
2.      Buta bidang pada punggung tangan dengan luas 4 cm2 dengan spidol dan buatlah titik  pada punggung tangan  sebanyak 25 titik dengan spidol.
3.      Ambil jarum dari gelas kimia lap sampai kering dengan tissue, kemudian tusukkan  secara cepat pada punggung tangan  tepat pada titik spidol sebanyak 25 kali  hitung dan tandai tempat yang terasa sakit , catat dalam tabel pengamatan
4.      Lakukan kegiatan 1 sampai 3 pada bagian telapak tangan .

D.    Reseptor rabaan / sentuhan oleh ujung saraf Merkel / Meissner
1.      Potong kertas koran dengan panjang 10 cm dan lebar 5cm sebanyak 50 lembar
2.      Ambil sebatang ijuk lalu tutup dengan kertas dan kemudian raba dengan ujung jari telunjuk jika masih terasa tambah kertas dan raba sekali lagi jika masih terasa tambah terus tumpukan kertas koran sampai ijjuk tidak terasa lagi.

#NB: Untuk TabelPengamatan dan Jawaban Pertanyaan silakan unduh filenya disini

Laporan Praktikum Biologi Kontraksi Otot Kelas XI IPA


KONTRAKSI OTOT


A.  TUJUAN
Mengetahui fase kontraksi dan relaksasi otot.
Mengetahui terjadinya tetanus.
Mengetahui sumber stimulus dan energi kontraksi otot.

B.  DASAR TEORI
            Otot merupakan alat gerak aktif  karena kemampuan kontraksi dan relaksasi. Kontraksi otot terjadi karena adanya stimulus, jadi kontraksi adalah tanggapan terhadap stimulus. Untuk kontraksi memerlukan energi yang bersumber dari ATP dan Kreatin Phospat. ATP akan di ubah menjadi ADP, kemudian menjadi AMP setiap kali proses perubahan di hasilkan energi dan phospat. Demikian pula Kreatinphospat akan di ubah menjadi kreatin dan phospat yang juga akan menghasilkan energi. Jika sumber energi habis, maka otot tak mampu kontraksi lagi.
            Otot kontraksi akan memendek/membesar dan relaksasi akan kembali seperti semula. Otot selalu berhubungan dengan otot lain, sehingga dapat saling bekerja sama (sinergi) atau saling berlawanan (antagonis), semua ini menyebabkan adanya keseimbangan yang dinamis dalam mengatur suatu gerakan tubuh.

C.  ALAT dan BAHAN


        1.      Katak segar (hidup)
        2.      Alat bedah
        3.      Papan bedah
        4  .      Pipet
       5.      Air
       6.      Statif
       7.      Stopwatch
       8.      Benang
       9.      Batu baterai
      10.  Kabel
      12.  Klem
      13. Kapas/tissue
                                                    
D.   CARA KERJA
1.        Lumpuhkan katak dengan cara merusak otak lewat foramen magnum.
2.        Letakkan katak pada papan bedah.
3.        Kuliti tungkai belakangsampai paha.
4.        Potong tungkai hai-hati agar saraf dan tendon tak rusak.
5.        Potong tulang paha dan tulang betis.
6.        Ikat kedua ujung otot dengan benang ikatkan benang pada statif.
7.        Tetesi otot dengan larutan ringer.
8.        Siapkan sumber arus (baterai dan kabel) hubungkan kabel dengan salah satu ujung otot di hubungkan dengan sumber arus (--_). Yang lain bebas.
9.        Lakukan pemberian arus lewat kabel yang bebas ke kutub ( + ) dengan selang waktu, 1 detik, 2 detik, 3 detik, 4 detik, 5 detikulang sebnayak 5 kali. Amati dan catat posisi.
10.    Hasil pengamatan masukkan dalam tabel.


DAFTAR PUSTAKA


Campbel, Recce-Mitchell, 2004. Biologi, Edisi ke lima, Erlangga; Jakarta
Ign. Khristiyono, PS. SPd. M.M., 2006. Biologi Esis, Jakarta
Mohammad Abas Drs, Dkk, 2005. Biologi, Yudhistira Jakarta
Gunawan Susilowarno Dkk, 2005. Biologi SMA, PT  Grasindo Jakarta
Slamet Prawirohartono, 2005. Sains Biologi, Bumi Aksara, Jakarta

#NB: Untuk Data Pengamatan, Pembanasan, Jawaban Pertanyaan, dan Kesimpulan kalian bisa unduh filenya disini

Laporan Praktikum Biologi Transpirasi pada Tanaman Kelas XI IPA


TRANSPIRASI PADA TANAMAN
I.             TUJUAN

1.      Mengetahui pengaruh luas permukaan daun terhadap kecepatan transpirasi
2.      Menentukan faktor-faktor yang berpengaruh terhadap peristiwa transpirasi pada tanaman
3.      Trampil merangkai alat untuk kegiatan transpirasi

II.           DASAR TEORI
            Tumbuhan untuk hidupnya memerlukan cahaya, suhu, kelembaban, mineral, dan air. Air digunakan untuk reaksi biokimia dalam sel. Kebutuhan air secukupnya, jika kelebihan air akan diuapkan atau ditranspirasikan. Jika kelebihan air tidak di buah, justri akan menghambat metabolisme yang akhirnya akan merusak tanaman itu sendiri.
            Pengeluaran air pada tanaman dapat melalui peristiwa transpirasi atau gutasi. Transpirasi adalah lepasnya air dalam bentuk uap air dari tubuh tumbuhan ke atmosfer. Penguapan dapat melalui stomata, lenti sel, dan kutikula. Sedangkan, gutasi adalah proses penheluaran air berupa tetes air pada ujung daun yang merupakan ujung dari xylem yang disebut hudatoda atau emisarium.
            Proses transpirasi sebenarnya merupakan proses fisika, yaitu penguapan air dari daun ke atmosfer. Alat yang digunakan untuk mengukur kecepatan penguapan, yaitu photometer dan transpirometer atau evaporometer. Transpirasi diperlukan tumbuhan untuk membantu penyerapan unsur hara, mengatur suhu tubuh tanaman, dan membuang sisa air yang berlebihan. Pada alat transpirometer, air dalam tabung akan berkurang karena diserap tanaman dan ruang bekas air akan diisi udara, dengan mengukur jarak tempuh pada pipa kapiler, kita akan tahu jumlah air yang diuapkan oleh daun tanaman.

III.          ALAT DAN BAHAN


1.      Transpirometer                 6.   Stop watch
2.      Tangkai tanaman              7.   Pisau
3.      Hygrometer
4.      Vaselin/sabun colek
5.      Timbangan

IV.         CARA KERJA

1.      Merangkai alat dengan benar, kemudian memasukkan cabang tanaman yang ada daunnya ke dalam alat transpirometer di dalam bak/ember air.
2.      Merapatkan bagian yang diduga bocor dengan vaselin/sabun colek (tanda bocor) air mengalir ke luar karena ada tekanan udara.
3.      Meletakkan alat transpirometer pertama di tempat terang, kemudian mencatat suhu, kelembaban, dan waktu yang diperlukan pada pergerakkan air dalam jarak tertentu (0,1ml)
4.      Melakukan  seperti nomor (3), tetapi di tempat teduh
5.      Melepas  sumbat alat, buang airnya, kemudian ambil daunnya tanpa tangkai dan ditimbang. Mencatat hasil penimbangannya.
6.      Mengambil  3 daun tua, sedang, dan muda. Memotong dengan luas x cm2 (2x2cm), kemudian menimbang dan mencari rata-ratanya.
7.      Menghitung dengan cara terlampir.     


VI.         DISKUSI DAN PERTANYAAN
1.      Perbandingan kecepatan penguapan di tempat terang dan di tempat teduh adalah bahwa penguapan di tempat terang lebih cepat dari penguapan di tempat teduh.
2.      Faktor-faktor yang mempengaruhi kecepatan transpirasi tanaman dibedakan menjadi 2, yaitu faktor dalam dan faktor luar.
i). Yang terhitung sebagai faktor-faktor dalam adalah:
• Besar kecilnya daun
• Tebal tipisnya daun
• Berlapiskan lilin atau tidaknya permukaan daun
• Banyak sedikitnya bulu di permukaan daun
• Banyak sedikitnya stomata
• Bentuk dan lokasi stomata
Hal-hal ini semua mempengaruhi kegiatan transpirasi
a.    Bentuk serta distribusi stomata
Lubang stomata yang tidak bundar melainkan oval itu ada sangkut paut dengan intensitas pengeluaran air. Juga yang letaknya satu sama lain di perantaian oleh suatu juga jarak yang tertentu itu pun mempengaruhi intensitas penguapan. Jika lubang-lubang itu terlalu berdekatan maka penguapan dari lubang yang satu malah menghambat penguapan dari lubang yang berdekatan.
b.    membuka dan menutupnya stomata
mekanisme mebuka dan menutupnya stomata berdasarkan suatu perubahan turgor itu adalah akibat dari perubahan nilai osmosis dari isi sel-sel penutup.
c.    banyaknya stomata
pada tanaman darat umumnya stomata itu kedapatan pada permukaan daun bagian bawah. Pada beberapa tanaman permukaan atas dari daun pun mempunyai stomata juga. Temperatur berpengaruh pada membuka dan menutupnya stomata. Pada banyak tanaman stoma tidak berserdia membuka jika temperatur ada disekitar 0 derajat celcius
ii). Faktor-faktor luar yang mempengaruhi transpirasi
Sinar matahari
Sinar menyebabkan membukanya stoma dan gelap menyebabkan menutupnya stoma jadi banyak sinar mempercepat transpirasi
Temperatur
Pengaruh temperatur terhadap transpirasi daun dapat pula ditinjau dari sudut lain yaitu didalam hubungannya dengan tekanan uap air didalam daun dan tekanan uap air diluar daun, kenaikan temperatur menambah tekanan uap didalam daun.
• Kelembaban udara
• Angin
• Keadaan air didalam tanah
3.      Hubungan luas permukaan daun dengan transpirasi adalah semakin luas permukaan daunnya, maka semakin cepat transpirasinya, sebaliknya semakin sempit permukaan daun, maka semakin lama transpirasinya.
4.      Yang akan terjadi bila transpirasi lebih cepat dari absorbsi adalah tanaman akan layu dan kemudian mati. Hal ini dikarenakan air yang diserap banding air yang dikeluarkan lebih banyak air yang dikeluarkan, sehingga proses metabolisme dalam tanaman akan terganggu atau bahkan rusak.
5.      Aplikasi kegiatan ini terhadap keberadaan waduk pembangkit listrik adalah membuat waduk menjadi teduh, agar tumbuhan yang hidup di dalam waduk tidak dapat bertranspirasi dan menghabiskan cadangan air.
6.      Aplikasi kegiatan ini terhadap sistem tanama Hydroponik adalah dengan menaruh tanaman hydroponik di tempat yang kaya cahaya matahari. Sebagaimana diketahui, hydroponik adalah sistem penanaman tanaman yang banyak mengandung air. 
7.      Aplikasi kegiatan ini dalam kehidupan sehari-hari adalah tidak memberikan banyak air pada tanaman yang berada di tempat teduh, meletakkan tanaman di tempat yang kaya sinar matahari, dan memperhatikan porsi air yang akan diberikan kepada tanaman.

 VII.     DAFTAR PUSTAKA

Campbell, Recce-Mitchell, 2004. Biologi, Edisi ke lima, Erlangga; Jakarta
Ign. Khristiyono, PS. SPd. M.M., 2006. Biologi Esis, Jakarta
Mohammad Abas Drs, Dkk, 2005. Biologi, Yudhistira Jakarta
Gunawan Susilowarno Dkk, 2005. Biologi SMA, PT  Grasindo Jakarta
Slamet Prawirohartono, 2005. Sains Biologi, Bumi Aksara, Jakarta

 #NB: Untuk lebih lengkapnya kalian bisa unduh filenya disini

Laporan Praktikum Biologi Uji Makanan Kelas XI IPA


UJI MAKANAN

I.      TUJUAN
1.      Mengetahui berbagai macam zat yang terdapat dalam bahan makanan.
2.      Menentukan zat makanan yang merupakan sumber makanan bergizi.

II.      DASAR TEORI
Bahan makanan yang kita kenal yaitu empat sehat lima sempurna, didalam bahan makanan tersebut terkandung berbagai macam zat makanan yaitu : karbohidrat, lemak, protein, mineral, vitamin, dan air.
Makanan akan mengalami proses pencernaan secara mekanis, chemis (enzymatis), dan biologis sehingga dihasilkan zat yang mudah diserap oleh vili-vili usus dalam tubuh.
Kebutuhan akan zat makanan antar orang berbeda, tergantung dari usia, aktifitas, kondisi kesehatan, berat badan, masa pertumbuhan, penyembuhan penyakit, mengandung, dsb. Makanan harus terpenuhi dalam jumlah cukup dan bergizi, higienis, bebas hama dan penyakit, bebas racun, dan mudah dicerna.
Makanan yang bergizi adalah makanan yang mengandung zat pengatur, pembangun, dan sumber energi. Oleh karena itu sumber makanan harus selalu tersedia pada setiap saat. Makanan harus selalu terjaga kualitasnya agar tetap baik.
Untuk mengetahui bahan makanan bergizi atau tidak perlu pengujian. Uji makanan meliputi uji amilum, glukosa, protein, lemak, vitamin, mineral. Uji amilum misalnya dengan reagen Iod/Lugol akan memberikan warna biru. Uji protein dengan reagen Biuret campuran antara NaOH dan CuSO4 akan memberikan reaksi warna ungu/cincin ungu. Sedang uji glukosa dengan reagen Fehling A dan Fehling B yang dicampur dan dipanaskan akan memberikan warna merah bata/orange, sedang uji lemak akan memberikan noda transparan.

III.      ALAT DAN BAHAN
A.    Alat :
1.      Rak tabung reaksi                1
2.      Tabung reaksi                      12
3.      Pipet                                     1
4.      Lampu spritus                      1
5.      Penjepit                                1

B.     Bahan :
1.      Amilum                     5.   Makanan Bayi
2.      Glukosa                    6.   Tahu
3.      Minyak                     7.   Susu                   
4.      Putih telur                 8.   Tempe                
  
IV.            CARA KERJA
1.      Memasukkan 1 ml amilum cair kemudian menetesi dengan Lugol 3 tetes, mencatat warna mula-mula dan warna akhir.
2.      Mengambil larutan Glukosa 1 ml kemudian menetesi dengan Fehling A dan Fehling B masing-masing 3 tetes, mencatat warna mula-mula kemudian dipanaskan di atas lampu spritus sampai mendidih, mencatat warnanya.
3.      Mengambil 1 ml putih telur cair kemudian menetesi dengan Biuret (NaOH 3 tetes dan CuSO4 3 tetes), mencatat warna mula-mula dan warna akhir.
4.      Mengambil minyak goreng, mengoleskan 1 tetes pada kertas payung, keringkan dekat nyala lampu spritus, mengamati nodanya dan mencatat hasilnya.
5.      Melakukan kegiatan 1 s/d 4 untuk bahan makanan yang akan di uji (susu, tempe, makanan bayi, tahu)

DAFTAR PUSTAKA

Campbell, Reece- Mitchell, 2004. Biologi, Edisi ke lima, Erlangga; Jakarta
Ign. Khristiyono, PS;SPd,M.M, 2006. Biologi Esis, Jakarta
Mohammad Abas Drs, Dkk 2005. Biologi, Yudhistira Jakarta
Gunawan Susilowarno Dkk, 2005. Biologi SMA, PT Grasindo Jakarta
Slamet Prawirohartono, 2005. Sains Biologi, Bumi Aksara, Jakarta

#NB: Untuk Jawaban Pertanyaan, Pembahasan, dan Kesimpulan kalian bisa unduh filenya disini

Laporan Praktikum Biologi Peristiwa Plasmolisis dan Deplasmolisis


PERISTIWA PLASMOLISIS dan DEPLASMOLISIS

I.   TUJUAN :
  1. Mengetahui peristiwa plasmolisis pada sel tombuhan.
  2. Mengetahui pengaruh perbedaan kadar glukosa/ sukrosa terhadap plasmolisis.
  3. Mengetahui peristiwa deplasmolisis pada sel tumbuhan.

II.  DASAR TEORI :
Tumbuhan memerlukan air dan garam mineral dari dalam tanah. Air dan garam mineral diserap oleh bulu akar dan diangkut ke daun sehingga tanaman menjadi segar. Tanaman segar terjadi karena isi sel menekan dinding sel sehingga tegang (tekanan turgor tinggi). Tetapi sebaliknya jika isi keluar maka tekanan isis terhadap dinding sel menjadi rendah, akibatnya tanaman tampak layu, keadaan demikian disebut mengalami plasmolisis, jika ditinjau dari tekanan plasmolisis memiliki osmosis tinggi. Tekanan osmosis yaitu kemampuan sel menyerap air dari lingkungannya.
Tanaman yang layu dikatakan memiliki tekanan osmosis tinggi atau disebut pula memiliki tekanan turgor rendah.
Larutan yang memiliki konsentrasi tinggi disebut hipertonis, sedang yang memiliki konsentrasi rendah disebut hipotonis. Jika sel tanaman ditempatkan dalam larutan hipertonis maka akan mengalami plasmolis/ lisis. Jika sel yang mengalami plasmolisis dimasukkan ke dalam air maka akan mengalami deplasmolisis, karena sel menyerap air secara osmosis dari lingkungan sehingga isi sel penuh dan membran menempel ke dinding sel lagi.

III. ALAT DAN BAHAN


1.      Daun Rhodescolor
2.      Silet
3.      Cawan petridish.
4.      Pipet.
5.      Mikroskop
6.      Obyek glass.
7.      Deck glass.
8.      Tissue
     9.  Larutan glukosa/ sukrosa 0,14 M
  1.  Larutan glukosa/ sukrosa 0,16 M
  2.  Larutan glukosa/ sukrosa 0,18 M
  3.  Larutan glukosa/ sukrosa 0,20 M
  4.  Larutan glukosa/ sukrosa 0,22 M
  5.  Larutan glukosa/ sukrosa 0,24 M
  6.  Air
  7. Stopwatch


IV. CARA KERJA
  1. Mengambil larutan glukosa/ sukrosa dari konsentrasi 0,14 s.d. 0,24 dengan pipet masing masing 3 tetes dan masing-masing letakaan ke cawan petridish.
  2. Mengambil daun Rhodescolor permukaan bawah dan menyayat setipis mungkin dengan silet, kemudian meletakkan di masing-masing cawan petridish.
  3. Membiarkan preparat berada dalam larutan sukrosa/ glukosa selama 20 menit.
  4. Mengambil preparat satu persatu secara berurutan mengamati di bawah mikroskop, menggambar dan menghitung jumlah total sel yang masih ada warna ungu, kemudian menghitung yang berwarna ungu penuh dan menghitung sel yang warna ungunya tinggal sebagian (mengalami plasmolisis), menggambar sel secara proporsional. Catatan, warna sel kosng/ putih tak dihitung, mengapa?
  5. Menglangi kegiatan (4) untuk preparat yang direndam dalam glukosa/ sukrosa 0,14 M, 0,16 M, 0,18 M, 0,20 M, 0,22 M, dan 0,24 M.
  6. Mengambil preparat dari salah satu cawan petridish, misalnya 0,24 M, mengamati dibawah mikroskop, menghitung sel yang mengalami plasmolisis kemudian tetesi dengan 2 tetes air amati sehingga warna ungu muncul penuh, lalu menghitung waktu yang diperlukan dari plasmolisis ditetesi air menjadi deplasmolisis.
  7. Menghitung presentase sel yang mengalami plasmolisis yaitu = sel yang mengalami plasmolisis dibagi total dikalikan 100%.
  8. Membuat grafik hubungan antara molaritas dengan persentase plasmolisis
V.   Diskusi dan Pertanyan

    1.       Dari kegiatan yang kami lakukan, yang dimaksud dengan :
  a.       Variabel control        :   Sel pada daun Rhodescolor
  b.      Variabel manipulasi  : Diirendam dalam larutan glukosa/ sukrosa  sesuai dengan tingkat kemolaran yang dinginkan
  c.       Variabel terikat        :  Sel pada daun Rhodescolor setelah direndam dalam larutan glukosa yang akan mengalami plasmolisis

  2.  Dari kegiatan ini sel yang paling banyak mengalami plasmolisis adalah saat ditetesi larutan sukrosa 0,24 M, sedangkan yang paling sedikit mengalami plasmolisis adalah preparat saat ditetesi dengan larutan sukrosa 0,14 M dan 0,16 M dikarenakan  pengaruh tekanan osmosis.
  
   3. Apa yang terjadi jika tanaman kekurangan air? Dan mengapa setelah disiram menjadi segar?
            Jika tanaman kekurangan air, maka tanaman akan menjadi layu. Tanaman akan tampak segar jika disiram air karena isi sel menekan dinding sel sehingga tegang (tekanan turgor tinggi).

    4.  Yang dimaksud dengan:
a.       Plasmolisis           : Keadaan dimana cairan sel keluar sehingga tekanan isi terhadap       dinding sel menjadi rendah.
b.      Deplasmolisis       : Peristiwa sel menyerap air sehingga membran sel kembali seperti semula.
c.     Turgor                     :  Tekanan air di dalam sel.
d.     Tekanan osmosis :  Kemampuan sel menyerap air dari lingkungan.

    5.   Apa manfaat kegiatan ini dalam kehidupan sehari-hari ?
a.  Mengetahui peristiwa plasmolisis dan deplasmolisis.
b.  Mengetahui pengaruh tekanan osmosis dan turgor dalam plasmolisis dan deplasmolisis.
c.  Mengetahui mengapa tanaman layu bila kekurangan air dan segar jika disiram oleh air. 

VI.   KESIMPULAN
  1. Plasmolisis adalah peristiwa keluarnya air dalam sel sehingga membran sel menjadi mengkerut dan lepas dari dindisng sel karena tekanan turgornya rendah.
  2. Kadar glukosa/sukrosa dapat mempengaruhi plasmolisis karena semakin tinggi kadarnya maka semakin banyak sel terplasmolissis karena tekanan osmosisnya semakin tinggi.
  3. Deplasmolisis adalah peristiwa sel menyerap air masuk ke dalam sel dan menyebabkan membran sel menjadi tegang dan menempel kembali ke dinding sel karena tekanan turgor tinggi. 
DAFTAR PUSTAKA
Cambell, Recce-Mitchell, 2004. Biologi, Edisi ke lima, Erlangga; Jakarta
Ign. Khristiyono, PS. SPd. M.M., 2006. Biologi Esis, Jakarta
Mohammad Abas Drs, Dkk, 2005. Biologi, Yudhistira Jakarta
Gunawan Susilowarno Dkk, 2005. Biologi SMA, PT  Grasindo Jakarta

Slamet Prawirohartono, 2005. Sains Biologi, Bumi Aksara, Jakarta


#NB: Untuk file lengkapnya kalian bisa unduh disini